Lahir di Jakarta, 30 November 1948, pelantun lagu-lagu seperti Zubaedah, Khana dan Rembulan ini merilis album perdananya, Pesan Perpisahan pada 1969. Suaranya yang khas dan lirik-lirik lagunya yang memasyarakat membuat juri Seleb Mendadak Dangdut ini mendapat tempat di hati masyarakat. Bahkan sepanjang tahun 1990-an hingga hingga 2000, ia telah merilis tiga album per tahun.
Mansyur juga pernah merilis album beraliran musik Gambus, Sunda, bahkan album lagu pop. Namun demikian, dangdut lebih membawa keberuntungan baginya.
Info Ringkas Tentang Mansyur Shah @ Mansyur S
Mansyur S salah seorang penyanyi dangdut lagenda di Indonesia.
Sejak 1969 hingga 2001 penyanyi dangdut Mansyur S telah mngeluarkan lebih daripada 100 album rakaman dalam berbagai versi, baik dangdut maupun pop. Album Dangdutlah yang membuatkan nama Mansyur S Terkenal hingga hari ini. Mansyur S juga banyak menghasilkan album duet bersama artis lain antaranya Elya Khadam dan Elvy Sukaesih. Lagu duetnya yang popular seperti Kopi Susu, Gadis Atau Janda, Tukang Foto Dll. Sementara lagu popularnya seperti Hartati, Air Tuba, Jangan Kau Tuduh Aku, Luka Yang Parah, Kerudung Cinta, Pagar Makan Tanaman, Zubaedah, Airmata Perkawinan dan Jangan Pura2 Dll
Pasangan duet yang paling banyak menyumbang suara dalam album beliau adalah Maghdalena yang terkenal dengan lagu Putus Putus Lagi. Mansyur S juga memimpin Orkes Melayu Radesa Group yang diambil sempena alamat tempat tinggal Mansyur S iaitu Jalan Raden Saleh, lalu dinamakan Radesa (OM Radesa Group)
Bahkan ketika ditemui di Dian record, di Jakarta, ayah dua anak, Ida dan Irvan itu, mengakui angka 100 lebih itu belum termasuk album kompilasi yang diedarkannya.
Menurut lelaki kelahiran Jakarta 30 November 1948 ini, digarapnya album pop karena ingin mencuba kemampuan dirinya bila bernyanyi dalam irama pop, namun hal itu dibantah oleh para peminatnya.
"Sewaktu mengeluarkan album pop, saya banyak diprotes oleh para peminat saya sehingga akhirnya saya memilih jalur dangdut saja," ujar pemilik album pertama "Pesan Perpisahan" itu, dan pada tahun 2001 Mansyur mengeluarkan album bertajuk "Aku Tak Percaya".
Lebih jauh Mansyur mengatakan, eksistensinya di dangdut itu karena dirinya pun ingin mengembangkan musik dangdut, baik di tanah air maupun di dunia musik internasional.
"Alhamdulillah, sejak saya berkarir hingga kini musik dangdut mengalami perubahan yang signifikan, itu terbukti dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggemari dangdut," kata peraih 10 Golden Records ini.
Bahkan dunia internasional pun banyak yang melihat musik dangdut untuk dijadikan salah satu kekuatan di peta industri musiknya. Contohnya, Jepun @ Jepang yang terus menggali kemungkinan dmengembangkan muzik dangdut.
Namun perkembangan musik dangdut itu sendiri tidak diiringi dengan bermunculannya penyanyi dangdut lelaki. Para dedengkot di musik dangdut yang dimaksudkan Mansyur itu adalah Rhoma Irama, Muchsin Alatas, A Rafiq, Megi Z, dan dirinya sendiri.
Sementara menyikapi perkembangan musik dangdut di tanah air, Mansyur mengatakan bahwa musik dangdut sudah mengalami banyak perubahan, setelah sebelumnya pada dekade 70-an dangdut dilarang tampil di tv, namun kini pada 2000 dangdut sudah ke luar negara melalui stesen television MTV.
"Bahkan lebih fantastik lagi, penyanyi dangdut yang dulunya hanya mengenal istilah Tarkam (tarikan kampung), namun lama kelamaan dangdut pun sudah boleh masuk di hotel-hotel, dan kini lebih memasyarakat lagi," ungkap penyanyi yang terbiasa dengan jenis dangdut melankolis ini.
Download mp3 via MediaFire
No comments:
Post a Comment