Tuesday, February 15, 2011

Band Pop Rock n Roll Legendaris Indonesia, Koes Plus

Legendaris Indonesia Koes Plus
Untuk ketenaran, terlalu jauh membandingkan Koes Plus dan The Beatles. Namun, dua band tersebut menjunjung semangat yang hampir sama. Tidak salah, mereka juga punya penggemar lintas generasi.

Koes Plus dan The Beatles berjaya di negaranya masing-masing. Single-single mereka tak pernah usang dikenang generasi-generasi selanjutnya. Tak heran, saat dunia mengenang konser terakhir The Beatles di rooftop Apple Records 40 tahun lalu, Koes Plus ikut jadi sorotan.

Ketika dunia memperingati rooftop concert The Beatles pada 30 Januari lalu, mungkin kita teringat dengan konser serupa yang diadakan di Balai Sarbini, Jakarta, sehari setelahnya. Ya, pergelaran di Balai Sarbini itu merupakan konser Tiga Generasi yang dihelat untuk Koes Plus.

Acara spektakuler tersebut menghadirkan 50 band lebih pelestari tembang-tembang Koes Plus. "Yang diundang ya band-band yang Koes Plus sekali. Mereka datang dari seluruh penjuru nusantara," ujar Yon Koeswoyo, satu-satunya personel Koes Plus yang masih aktif di dunia musik.

Menurut Yon, sah-sah saja Koes Plus disebut-sebut sangat mirip dengan The Beatles. Tak dimungkiri, John Lennon dkk memang salah satu inspirasi grup band legendaris yang sebelumnya bernama Koes Bersaudara itu. "Tapi, tak hanya Beatles. Musik Koes Plus itu campuran Beatles, Rolling Stones, dan dibalut nuansa Indonesia juga sebenarnya," jelas vokalis Koes Plus tersebut.

Namun, imbuh Yon, masih banyak yang salah pengertian tentang musik Koes Plus. Itu yang membuat band ini tertatih-tatih di era Orde Lama. Sebab, persepsi influence musik Beatles dicampuradukkan dengan urusan politik. "Saya sempat dipenjara kala itu gara-gara masalah ini," ungkap Yon.

Ketika musik The Beatles masuk ke Indonesia pada 1963, Koes Plus mulai terinspirasi untuk memasukkan warnanya ke lagu-lagu mereka. "Waktu sering tampil di night club (sekitar 1963, Red) daerah Kemayoran pun, kami juga membawakan lagu Beatles," kenang Yon.

Tak lama kemudian, Koes Plus dituduh sebagai musisi prokolonial, imperialis, dengan musik ngak-ngik-ngok yang hanya menunjukkan hidup glamor ala barat. "Padahal, musik itu kan universal kalau menurut saya, tidak ada hubungannya (dengan politik, Red). Tapi, karena kondisinya seperti itu, kami berinovasi," papar musisi senior tersebut.

Bebas dari penjara, lirik-lirik Koes Plus sarat dengan nuansa cinta tanah air. Sebut saja salah satu yang paling legendaris, Kolam Susu. Hingga kini hanya lagu itu yang songable, terutama untuk menggambarkan kayanya alam Indonesia.

Koes Plus bangkit dan merilis puluhan album. Setiap album pun pasti punya satu hit yang meledak. Musiknya pun berkembang beragam. Di sini Yon mengungkap kelebihan Koes Plus daripada Beatles.

"Beatles wave-nya ya seperti itu saja. Kalau Koes Plus pernah menjajal semua, dari pop, pop melayu, keroncong, versi Jawa, banyak sekali. Nada-nada Koes Plus juga khas Indonesia sekali," bangga Yon.

Ada satu lagi keunikan Koes Plus. Dengan usaha Yon Koeswoyo dan pencinta Koes Plus lainnya, band ini berusaha bangkit dan tidak bubar.


  Download Koes Plus Download 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...